Harapan

Aku ingin tenggelam dalam duniaku

Aku ingin tenggelam dalam tulisan-tulisanku

Menumpahkan segala resah, gundah, gelisah

Menumpahkan segala harap, cita, dan impian

Berharap dirimu bisa melakukan yang terbaik

Meski aku hanya bisa mengatakannya

Tepat di belakangmu

Tapi aku mendukungmu

Yogyakarta,

Sabtu, 18 Mei 2013

Tak Tahu Apa

Tak tahu haruskah senang

ataukah sedih

Namun yang kurasa getir

Tak kuasa kudengarkan

Tak ingin jua kumelihat

Benarkah itu..?

Seakan kuterhempas

dari gerombolan manusia ini

Aku memang tak berharap

Namun, saat kutahu kau juga di situ

Aku inginkan itu juga

Salahkah aku?

Seolah apa yang dicibirkan memang benar adanya

Ah, aku tak tahu lagi

Biarlah ini semua berlalu

Hanya untuk saat ini

Dan esok ku kan menjauh dari tempat ini

Dan biarkan aku berjaya

dengan apa adanya aku saat ini

Karena aku tak pernah bermimpi

tuk jadi seperti kalian

yang kali ini menetapkan untuk pergi

atau masih ingin bertahan.

 

 

Yogyakarta,

Sabtu, 18 Mei 2013

Aku Percaya

Ku tuliskan keinginanku

Impianku..

Berharap jadi nyata

Berharap jadi jejak langkahku

Berharap ku jadi seperti yang ku inginkan

Percaya pada Ilahi

Yang kan membantuku

Menjadikan nyata keinginan

Dan impianku..

Mungkin orang lain berkata tak mungkin

Namun kepercayaanku melebihi mereka

Aku percaya pada Sang Pemberi Kekuatan

Bahwa aku dapat mewujudkannya

Menggapainya..

Memilikinya..dan memiliki dirimu..

Selamanya.

Aku Percaya.

Yogyakarta,

Kamis, 16 Mei 2013

Cinta

Hidup, bagai air laut

Kadang pasang, kadang surut

Adakalanya di atas, kadang di bawah

Terkadang membuatku selalu tersenyum bahagia

Kadang pula membuatku hanya bisa menangis

Begitu pula cinta

Cinta, bisa membuat segalanya jadi mudah

Cinta, membuat hati berusaha untuk tetap kuat

Membuat hati berusaha untuk tetap tegar

Membuat hati berusaha tuk selalu berharap

Pada Ilahi

Karena cinta, hidup terasa lebih hidup

Karena cinta, semangat bisa tetap terjaga

Namun, terkadang..

Cinta ternyata juga meninggalkan tangis

Meninggalkan kesedihan

Tapi, sisi lain dari cinta tetap berkata

Bahwa hati harus tetap kuat dan tegar

Hati harus tetap berharap pada Ilahi

Karena tak ada cinta yang sia-sia

Tak ada harapan yang sia-sia

Sebab, untuk apa cinta saling bertemu

Jika bukan untuk saling memiliki.

Rabu, 15 Mei 2013

Kerinduan Seorang Hamba

Mengapa hujan enggan berlalu

Embun dalam hati terus bertambah

Angin tak mampu menghalaunya

Kian hari kian bertambah kuat

 

Tak sanggup ku menahannya

Ingin selalu ku dekap

Agar tak lepas diterjang ombak

 

Ingin selalu ku memilikinya

Hingga mataku

Tak mampu lagi tuk terbuka

 

Hingga nafasku

Tak mampu lagi ku hembuskan

Dan hingga raga serta jiwaku

Hanya dapat terkulai

terlentang

Dan tertidur

dipangkuan-Mu

Duhai Ilahi Rabbiku…

 

_Maret 2010_

Sudut Kehidupan

Selalu ada sesuatu… 

Yang lain.. 

Yang beda.. 

Di sudut kehidupan 

 

 Meski kau tak tahu 

Tak kau sadari 

Tak ingin pula kau ketahui

 

Tapi ini benar-benar ada 

 Sesuatu yang lain 

Yang berbeda 

Yang lahir dari sebuah rasa keingintahuan

 Yang tak terbatas 

Yang tak akan sirna 

Hingga ia terungkap

 

 

Juni 2006

Kehadiran-Mu

Saat fikirku tak lagi terpusat

Ingatku hanya tertuju

Pada satu hal

 

Saat mata tak mampu

Menembus cakrawala

Namun hati kan tetap merasa

 

Saat lisan

Tak mampu tuk berucap

Dan saat tangan

Tak mampu tuk menggapai

Satu hal yang kuinginkan

Dan rasakan

Kehadiran-Mu

 

 

 

Desember 2008

Makna Kata “Sakinah” dalam Al-Quran

Di sini saya akan mencoba mengulas sedikit tentang makna kata “sakinah” dalam Al-Quran. Sebagai orang yang juga punya nama Sakinah, ada baiknya juga tahu tentang makna namanya sendiri..apalagi kalau dilihat dari Al-Quran. Karena kata Sakinah itu juga beberapa kali disebutkan dalam Al-Quran. Bagi sobat-sobat putri yang juga punya nama Sakinah..bisa juga nih baca tulisan ini..hehe

ayat-sakinah-1

Kedamaian hati seorang hamba berada pada perasaan tenangnya bersama Allah swt. Allah swt., telah menyebutkan keterangan ini dalam beberapa tempat dalam kitab-Nya. Ketenangan adalah ketertambatan hati kepada Rabb, kepercayaan hati yang kuat kepada Sang Pengasih, atau ketenangan nurani karena bertawakkal kepada yang Maha Mampu. Ketenangan adalah keteduhan emosi dan tidak memberontak. Ketenangan seperti ini adalah keadaan tenang yang bisa diraih oleh orang-orang beriman, menghindarkan mereka dari kebingungan dan tekanan keraguan serta ketidakenakan hati.

Jika ditinjau dari asal katanya, maka lafadz سكينة berasal dari kata سكن yang mempunyai beberapa arti dalam Al-Quran, yakni :

1. Tenang, tentram

2. Istirahat

3. Tempat, menempati

Dan secara istilah jika ditinjau dari kamus Besar Bahasa Indonesia maka tenang adalah (perasaan hati, keadaan, dan sebagainya) diam tidak berubah-ubah dan tidak bergerak-gerak, tidak gelisah, aman dan tentram.

 

A. Hal-hal yang Dapat Menenangkan Dalam Al-Quran

1. Istri (ar-Rum :21)

Para ahli tafsir berkata : bahwasannya ketika Allah telah menciptakan Nabi Adam as., dan menempatkannya di syurga, Adam as. merasakan keterasingan dan tidak tenang, karena dia tidak ditemani oleh seorangpun. Maka, dia duduk termenung seorang diri. Lalu dia menoleh, kalau saja ada orang yang bersedia duduk-duduk bersamanya. Tetapi siapakah yang akan duduk bersamanya? Para Malaikat dan bangsa Jin mempunyai komunitas tersendiri. Sementara Adam as., menginginkan kalu teman duduknya itu adalah orang yang sebangsa dengannya. Ketika Adam as. merasakan keterasingan dirinya, Allahpun menidurkannya. Dan Allah swt., mengabil Hawa dari tulang rusuknya sebelah kiri. Setelah terbangun dari tidurnya, Adam as. menoleh kepada Hawa yang telah berada disampingnya. Dia mengetahui bahwa dia adalah istrinya hingga dia merasa nyaman dan tentram berada disisinya. (Manusia Langit Manusia Bumi _A’idh Al-Qarni)

Allah swt., berfirman :

21. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (ar-Rum :21)

2. Tempat

a. Syurga (al-Baqarah : 35) (al-A’raf : 13)

Allah swt., telah memerintahkan Adam dan Hawa untuk tinggal di syurga dan memakan makanan yang telah Allah sediakan untuk mereka, karena di syurga itulah mereka mendapat ketenangan.

b. Bumi (al-A’raf : 161) (Ibrahim : 14)

Allah swt., telah menempatkan Bani Israil dan kita semua di bumi ini untuk menikmati hasil bumi, karena Allah menciptakan bumi untuk tempat menetap bagi makhluk-Nya agar merasakan ketenangan.

c. Qaryah, Desa (al-Qashas : 58)

Dalam ayat ini diceritakan tentang suatu desa yang pada mulanya makmur dan penduduknya merasakan ketenangan dan kedamaian di tempat tersebut, namun pada akhirnya Allah swt mebinasakan penduduknya karena kesombongan dan kesenangan mereka yang melampaui batas, sehingga tidak ada lagi yang menempati tempat itu dan tidak ada lagi ketenangan serta kedamaian disana.

d. Lembah tak bertanam ( Ibrahim : 37)

Tatkala Ibrahim as. mengambil Siti Hajar sebagai istrinya dan kemudian melahirkan Isma’il, Sarah yang saat itu belum dikaruniai seorang putra, merasa cemburu pada Hajar. Dan akhirnya, Ibrahim as. dan Hajar berangkat menuju Makkah.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas ra. bahwa selama ini Hajar memang sengaja menyembunyikan pengaruhnya atas Sarah. Akhirnya Ibrahim as pun membawa Hajar ke Makkah dan meninggalkannya di dekat Rabiyah, yaitu tempat Baitul Haram sekarang. Letak Rabiyah ini agak tinggi dari permukaan tanah.

Dan tatkala Ibrahim as. menempatkan Siti Hajar istrinya, Isma’il anaknya di sebuah lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat Baitullah ini, di tempat inilah Nabi Ibrahim as mengharap agar anak dan istrinya mendapatkan ketenangan dan rasa aman.

e. Rumah

i. Rumah di Syurga (at-Taubah : 72) (as-Shaf : 12)

ii. Sebagai Tanda/Ayat (Saba’ : 15)

Allah swt., telah menjadikan rumah dan tempat kediaman sebagai tempat untuk memperoleh ketenangan dan juga sebagai tanda kekuasaan Allah swt., sebagaimana yang telah diberikan kepada kaum Saba’ dimana pada tempat kediaman mereka terdapat dua buah kebun, di sebelah kanan dan kirinya.

iii. Rumah semut (an-Naml : 18)

Ketika Nabi Sulaiman dan tentaranya sedang berjalan dan melewati lembah semut, seekor semut menyeru semut-semut yang lain agar memasuki/sarang mereka, agar mereka aman dan tenang di dalam sana, supaya terhindar dari injakan kaki Nabi Sulaiman dan tentaranya.

 

B. Sebab Ketenangan

1. Tempat Tinggal Sebagai Tempat Bermukim (an-Naml : 80)

Jika kita tidak memiliki tempat tinggal, maka hidup kita tak kan pernah terbebas dari perasaan takut dan khawatir, karena tempt tinggal merupakan tempat yang aman bagi kita dan kita bisa mendapatkan ketenangan ketika berada di dalamnya.

2. Janji Allah swt. Kepada Orang-orang Mukmin dan Mendapatkan Keridhoan dari Allah swt. (at-Taubah : 72)

Supaya orang mukmin mendapatkan ketenangan dalam hidup dan beramal, karena itulah Allah menjanjikan mereka dengan balasan yang baik dan keridhoan dari Allah swt.

3. Mendapat ampunan dari Allah

Orang bersalah atau berdosa lantas ia bertaubat dan tidak mengulangi keslahannya lagi, dan setelah Allah mengampuni dosanya pada saat itu orang tersebut akan mendapatkan ketenangan.

4. Istirahat (al-Hijr:67) (al-Qashas:72) (al-An’am:96) (al-Qashas : 13)

Setelah kita beraktivitas sepanjang hari maka untuk selanjutnya ita akan beristirahat dari semua pekerjaan yang kita lakukan. Pada saat itulah akan terasa ketenangan karena terbebas dari segala aktifitas.

 

C. Yang Tenang

1. Rasul (al-Fath: 26) (at-Taubah: 26,40)

Ketika orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan jahiliyah, ketika orang-orang kafir memerangi umat islam, dan ketika orang kafir mengejar Rasulullah sehingga Rasulullah bersembunyi di gua Hira’. Pada saat itulah Allah swt menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya.

2. Mukmin (al-Fath: 4,8,26) (at-Taubah: 26)

Untuk menambah keimanan orang mukmin dan ketika orang-orang mukmin berperang dengan orang –orang kafir, di saat seperti itulah Allah swt menurunkan ketenangan kepada orang mukimn.

3. Suami (ar-Rum: 21) (al-A’raf: 189)

Berkat kehadiran seorang istri, suami dapat merasakan ketenangan dan ketentraman karena adanya rasa kasih sayang diantara keduanya.

4. Pemberi Zakat (at-Taubah: 103)

Orang-orang yang memberi zakat dan ia ikhlas dengannya, maka atas doa orang yang mendapatkan zakat dia akan merasakan ketenangan jiwa.

5. Hati Mukmin (al-Fath: 4)

Allah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang mukmin agar keimanan mereka bertambah.

6. Angin (asy-Syura: 33)

Allah menenangkan angin, agar orang yang berlayar di lautan dapat menghentikan kapalnya di permukaan laut.

7. Bayang-bayang

Allah menjadikan bayang-bayang itu tetap tenang, kemudian menjadikan matahari sebagai petunjuk.

D. Waktu Yang Tenang

1. Malam (Yunus: 67) (al-Qashas: 73) (al-An’am: 96)

Allah menjadikan malam untuk beristirahat, karena saat itu kita dapat menikmati ketenangan karena terbebas dari aktivitas yang telah kita lakukan pada siang harinya.

 

E. Sikap Orang Yang Tenang

1. Tidak tergesa-gesa (al-Anbiya’:13)

Orang yang tenang akan melakukan semua pekerjaannya dengan tenang pula, tanpa tergesa-gesa. Karena dengan begitu ia dapat meninjau kembali pekerjaan yang telah di lakukannya.

2. Selalu ingat Allah

Orang yang beriman akan selalu ingat pada Allah kapanpun dan dimanapun dia berada, karena dengan mengingat Allah hati akan terasa tenang.

3. Selalu melaksanakan Amal shalih

Orang yang selalu melaksanakan amal shalih juga akan merasakan ketenangan atas apa yang telah ia lakukan, karena ia melakukannya dengan ikhlas serta mengharap ridha Allah.

 

F. Sumber Ketenangan

1. Allah swt (al-An’am: 13) (al-Qashas: 72) (al-Fath: 4,18,26) (at-Taubah: 26,40) (as-Syura: 33) (al-Furqan: 43)

Semua ketenangan yang dirasakan makhluk di bumi ini hanya bersumber dari Allah swt.

2. Tentara Allah yang Tidak Terlihat (Malaikat) (at-Taubah: 26,40)

Malaikat atas perintah Allah memberikan ketenangan pada hati RAsul dan orang mukmin ketika menghadapi orang-orang kafir.

3. Iman. (al-Fath: 4)

Orang islam yang beriman akan merasakan ketenangan karena keimanan yang ada pada diri mereka.

4. Taqwa (al-Fath: 26)

Orang beriman dan juga disertai dengan ketakwaan pada Allah akan dapat meresakan ketenangan disebabkan ketakutan yang kuat dalam hati mereka hanya kepada Allah swt. Semata

5. Fathun Qarib (al-Fath: 18)

Sebagaiaman janji Allah yang lain terhadap umat islam, bahwa umat islam akan mendapatkan kemenangan dalam waktu dekat, hal ini meyebabkan hati orang mukmin tenang.

6. Do’a (at-Taubah: 103)

Dengan berdo’a kepada Allah kita dapat memperoleh ketenangan, karena pada saat itu kita hanya mengharap dan berserah diri kepada Allah swt.

7. Tabut Bani Israil (al-Baqarah: 248)

Kitab Taurat yang telah diturunkan kepada Nabi Musa dan ketika beliau wafat, para pengikutnya menyimpan kitab tersebut di dalam sebuah peti (tabut) dan pada kitab itu sungguh benar-benar terdapat ketenangan bagi Bani Isra’il.

Akankah Kamu Tahu

Hatiku berdegup kencang

Bergetar, dan mata pun mulai berkaca

Saat pandangan mataku tertuju pada sesosok yang ku kenal

Akankah kamu tahu, ini aku?

Pandangan tak henti menatap dan melirik

Bertanya sendiri dalam hati

Akankah kamu tahu yang kurasa kini?

Hati berkata tuk melangkah mendekat

Mata menyusuri segerombolan manusia di sekitarmu Aku merasa jauh..

Akankah kamu tahu, aku ingin berada di dekatmu

Tak henti pandangan ini menatap

Memperhatikan dan berharap di sampingmu

Akankah kamu tahu?

Rindu ini tetap bercahaya dalam hati

30 detik pandangan beralih

Ku lihat, dirimu tlah menghilang

Mulai kususuri lorong

Tergesa ku melangkah

Berharap Tuhan memberiku kesempatan

Menyapamu dan melihat senyummu

Senin, 11 Maret 2013

14.18 wib

biro humas UMY

Jang Ok Jung, Live In Love

http://www.dramacrazy.net/korean-drama/jang-ok-jung-live-in-love-episode-5

Film ini mengisahkan tentang kehidupan Jang Ok Jung pada masa mudanya. Jang Ok Jung ini pada masa depannya yang dikenal sebagai Jang Hee-Bin. Jung Hee-Bin adalah selir kerajaan yang terkenal pada masa Dinasti Joseon. Jang Hee Bin ini diperankan oleh Kim Tae Hee.

Jang Hee Bin dalam drama korea ini bukan dikenalkan sebagai sosok selir yang kejam dan haus kekuasaan, seperti yang dikenal selama ini. Tapi, dalam drama ini, cerita Jang Hee Bin mengangkat kisah hidupnya, yang berperan sebagai perancang busana dan pembuat kosmetik di era Joseon.

Drama Korea besutan SBS ini berjumlah 24 episode, dan telah ditayangkan sejak 8 April 2013.